Perkembangan Sosial Pada Anak: Bagaimana Anak Bersosialisasi Baik di Dalam dan di Luar Kelas dengan Teman Sebayanya?
Perkembangan Sosial Pada Anak: Bagaimana Anak Bersosialisasi Baik di Dalam dan di Luar Kelas dengan Teman Sebayanya?
Pendahuluan
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Perkembangan sosial dapat pula diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi dan bekerja sama. Contohnya yaitu di sebuah sekolah, ada seorang siswa bernama Andi yang dikenal pendiam di dalam kelas. Awalnya, Andi merasa canggung untuk berbicara dengan teman-temannya karena ia khawatir pendapatnya tidak diterima. Namun, saat guru meminta siswa bekerja dalam kelompok prakarya, Andi berusaha ikut serta. Perlahan, ia mulai berkomunikasi lebih baik dengan teman-temannya. Mereka bahkan memuji ide-ide Andi yang kreatif. Masalah umum yang sering terjadi dalam perkembangan sosial anak saat berinteraksi dengan teman, baik di dalam maupun di luar kelas, yang sering terjadi kesulitan berkomunikasi dan menyampaikan pikiran dengan percaya diri.
Beberapa anak mungkin cenderung terlalu dominan atau sebaliknya, terlalu pasif, sehingga mengganggu keseimbangan dalam hubungan sosial. Konflik antar teman, seperti perbedaan pendapat atau perebutan barang, juga menjadi tantangan yang sering muncul. Selain itu, eksklusi sosial dapat terjadi ketika seorang anak sulit diterima dalam kelompok karena perbedaan kepribadian atau latar belakang. Masalah seperti perilaku bullying, kurangnya empati, dan pengaruh negatif dari teman sebaya juga dapat menghambat perkembangan sosial. Anak yang kesulitan menyesuaikan diri, terutama mereka dengan kepribadian introvert atau tantangan komunikasi. Memahami perkembangan sosial pada anak saat berinteraksi dengan teman di sekitarnya memberikan pelajaran betapa penting tentang bagaimana anak belajar beradaptasi dan berhubungan dengan lingkungannya.
Melalui interaksi sosial, anak mengembangkan empati, belajar menghargai perbedaan, serta membangun keterampilan komunikasi dan kerja sama. Mereka juga menghadapi situasi konflik yang mengajarkan cara menyelesaikan masalah secara sehat dan konstruktif. Selain itu, hubungan dengan teman sebaya membantu meningkatkan rasa percaya diri dan memberikan anak pemahaman tentang norma-norma sosial, seperti pentingnya berbagi, bergantian, dan menghormati hak orang lain. Semua pengalaman ini membentuk dasar penting bagi anak untuk tumbuh menjadi individu yang mampu berkontribusi positif dalam masyarakat.
Bersosialisasi baik di dalam dan di luar kelas memiliki manfaat yang signifikan bagi perkembangan anak. Berikut beberapa manfaatnya:
-Manfaat Bersosialisasi Di Dalam Kelas
1. Membangun Keterampilan Sosial: Anak dapat belajar berbagi, bekerja sama, dan berpartisipasi aktif dalam aktivitas kelas. Hal ini dapat meningkatkan kemampuan komunikatif dan kooperatif.
2. Belajar Norma-Norma Sosial: Dengan bergaul di dalam kelas, anak dapat mempelajari aturan-aturan dasar seperti menjaga privasi orang lain, tidak merusak barang milik orang lain, dan berbicara sopan kepada guru atau teman.
3. Meningkatkan Kemampuan Emotif: Interaksi dengan teman-teman di kelas membantu anak mengenal dan mengontrol emosi sendiri serta memahami emosi orang lain, sehingga lebih mudah berinteraksi dalam komunitas.
- Manfaat Bersosialisasi Di Luar Kelas
1. Kemampuan Adaptasi Tinggi: Menghadapi situasi baru dan beragam jenis kelompok sosial (seperti klub olahraga, tim musik, atau organisasi siswa) membuat anak semakin fleksibel dan siap menghadapi tantangan masa depan.
2. Pertumbuhan Karakter: Aktivitas ekstrakurikuler seperti sport, seni, atau kegiatan volunteer memberikan kesempatan besar bagi anak untuk berkembang secara holistik—termasuk fisik, mental, dan mengembangkan sifat-sifat karakter seperti disiplin, kerja tim, dan keterampilan kepemimpinan.
3. Jaringan Relasi Lebih Luas: Mengikuti klub atau tim di luar sekolah memungkinkan anak bertemu dengan orang-orang dari latar belakang yang berbeda, memperluas jaringan sosial mereka dan membuka pintu-pintu kesempatan baru dalam karir masa depan.
Bagian Utama
Psikologi pendidikan merupakan cabang dari ilmu psikologi yang khusus mempelajari bagaimana individu belajar, mengajar, dan berinteraksi dalam konteks pendidikan. Dalam konteks perkembangan sosial anak psikologi pendidikan berfokus pada bagaimana proses belajar serta interaksi sosial mempengaruhi perkembangan dan emosional anak. Proses sosialisasi ini bermula dari lingkungan keluarga yang berkembang ke luar lingkungan seperti berinteraksi dengan teman sebaya di lingkungan sekolah. Ada beberapa konsep psikologi pendidikan yang relevan dengan permasalahan perkembangan sosial pada anak yaitu :
1. Teori perkembangan sosial, moral, dan emosi
Teori ini mengemukakan seiring dengan adanya perkembangan kognitif,seseorang akan mengalami perkembangan secara sosial, emosi, dan moral. Hal ini mempengaruhi bagaimana seseorang dalam berinteraksi dengan sesama, mengambil sikap dalam menerima sesuatu, dan bagaimana ia memandang dirinya sendiri, seperti yang dikatakan erikson Relevansinya dengan perkembangan sosial pada anak saat belajar di dalam dan di luar kelas adalah ketika anak sedang bersosialisasi dengan temannya maka ia akan memberikan timbal balik atau respon emosi terhadap interaksi tersebut. Dengan adanya respon emosi maupun moral yang diberikan anak tersebut, maka akan terlihat sejauh mana perkembangan sosialnya.
Hasil Penelitian
Dalam permasalahan ini perkembangan sosial anak akan ditinjau dari lingkungannya
1. Melalui pendekatan emosi pendekatan ini berfokus pada pengembangan dalam mengatur emosi atau keterampilan emosi. Disini guru berperan sebagai perantara dalam mengajarkan peserta didiknya untuk mengenal emosi, bagaimana mengenal emosi yang ada di dalam diri sendiri dan bagaimana cara mengelolanya.
2. Pembelajaran kolaboratif Melalui pembelajaran kolaboratif peserta didik akan diajak belajar secara berkelompok yang bertujuan untuk belajar berinteraksi dengan teman satu kelasnya, bekerja sama dengan temannya. Pembelajaran ini sudah banyak diterapkan sebagai cara untuk meningkatkan interaksi sosial peserta didik dalam perkembangan sosialnya. dengan adanya pembelajaran secara berkelompok akan membantu peserta didik dalam memecahkan suatu masalah secara bersama sama, melatih kerja sama, dan memberikan pendapat di lingkup yang berbeda.
3. Bermain peran melalui pembelajaran bermain peran peserta didik akan memainkan peran tertentu contohnya seperti drama, dengan adanya bermain peran akan membantu peserta didik dalam mengasumsikan perspektif orang lain, melatih empati, dan menghadapi tantangan pada karakter yang dimainkan.
4. Pembinaan diri strategi ini melibatkan peserta didik untuk melakukan refleksi diri dan mengembangkan diri. dengan adanya pembinaan diri peserta didik akan mengenal kekuatan dan kelemahan yang ada pada dirinya, hal ini akan membantu peserta didik dalam mengenali dirinya sendri dan diharapkan mereka akan tumbuh dan berkembang secara sosial dan emosional.
Kelebihan dan Kekurangan metode dan strategi yang dipilih sebagai solusi dari perkembangan sosial.
1. Metode pendekatan emosi
Kelebihan yang ada dalam metode ini adalah dapat meningkatkan kemampuan dalam bersosialisasi karena metode ini membantu anak dalam mengenal, mengolah, dan mengontrol emosinya, yang kedua yaitu mencegah perilaku negatif karena dalam metode ini akan memberikan anak-anak ketrampilan untuk mengatasi konflik. Adapun kekurangan yang terdapat pada metode ini yaitu keterbatasan sumber daya, seringkali metode ini terhambat karena keterbatasan jumlah pendidik dan sumber daya yang terlatih. Kurangnya respon anak dengan adanya karakter yang berbeda di setiap anak hal ini menghambat penerapan metode ini karena tidak semua anak akan merespon dengan cara yang sama.
2. Metode pembelajaran kolaboratif
Kelebihan yang ada dalam metode ini antara lain dapat meningkatkan keterampilan sosial karena mendorong peserta didik untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan menghargai pendapat orang lain. Pengembangan keterampilan kognitif melalui metode ini akan meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa karena mereka dihadapkan untuk memecahkan suatu masalah. Adapun kekurangan yang terdapat pada metode ini yaitu perlunya pengawasan yang baik karena tanpa pengawasan yang baik pembelajaran ini akan menjadi tidak efektif, metode ini juga memerlukan waktu yang lama dalam penerapannya, beresiko tidak meratanya kontribusi karena memungkinkan beberapa peserta didik akan mendominasi sementara yang lain menjadi pasif.
3. Metode bermain peran
Kelebihan yang terdapat dalam metode ini kurang lebih sama seperti metode yang lain yaitu peningkatan dalam bersosialisasi, pemahaman emosional, kreativitas dan inisiatif. Kekurangan yang ada dalam metode ini antara lain ; keterbatasan waktu, jumlah partisipasi, dan kebutuhan akan bimbingan.
4. Metode Pembinaan diri
Kelebihan yang ada dalam metode ini yaitu fleksibilitas dalam pembelajaran, maksudnya adalah metode ini memungkinkan individu untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Meningkatkan kesadaran diri, melalui pengembangan keterampilan sosial individu akan lebih memahami kelebihan dan kekurangan mereka hal ini akan membantu dalam pengembangan perkembangan sosialnya. Kekurangan yang ada dalam metode ini adalah resiko terisolasi, maksudnya adalah karena individu cenderung belajar sendiri apabila ketergantungan maka ia akan kekurangan interaksi sosialnya. Kesulitan dalam evaluasi kemajuan karena tidak adanya standar penilaian yang terstruktur dan jelas.
Perkembangan sosial anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor internal, faktor eksternal dan pengaruh teman sebaya.
1) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang ada pada dalam diri anak itu sendiri. Faktor-faktor penyebabnya yaitu seperti usia, jenis kelamin, dan kepribadian. Misalnya, anak yang lebih terbuka cenderung lebih mudah mendapatkan teman.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri anak. Faktor ini biasanya disebabkan oleh lingkungan sekitar, karakteristik teman, situasi, kondisi, dan lainnya yang berasal dari luar diri anak tersebut. Adanya faktor-faktor ini sangat penting bagi perkembangan sosial anak, karena anak yang tumbuh di lingkungan positif dan mendukung biasanya lebih mampu untuk bersosialisasi.
3) Pengaruh Teman Sebaya
Teman sebaya memiliki pengaruh besar terhadap perilaku dan perkembangan sosial anak. Anak-anak biasanya cenderung meniru perilaku dari teman-temanya, baik itu perilaku baik maupun buruk. Oleh karena itu, sangat penting bagi mereka untuk memiliki teman yang baik dan mendukung. Tentunya hal ini tak lepas dari pandangan orang tua agar anak senantiasa mendapatkan lingkungan dan teman yang baik.
Interaksi sosial anak dengan teman sebaya memiliki dampak yang cukup signifikan pada perkembangan sosial mereka. Berikut beberapa dampak dari interaksi sosial anak dengan sebaya;
a. Dampak positif
1. Mengembangkan keterampilan sosial anak
Adanya interaksi anak dengan teman sebayanya dapat membantu perkembangan keterampilan sosial anak seperti bekerjasama, bebagi, dan bernegosiasi. Melalui interaksi tersebut anak-anak dapat memahami nilai-nilai sosial dan belajar untuk memahami perbedaan serta menyelesaikan masalah secara mandiri.
2. Meningkatkan empati
Dengan berinteraksi kepada orang lain terutama teman sebaya, anak-anak akan belajar mengenali dan memahami perasaan orang lain tanpa menghakimi. Tentunya hal ini dapat mengembangkan rasa empati anak yang penting dimiliki dalam membangun hubungan yang baik dan sehat antar individu.
3. Mampu mengelola emosi
Adanya interaksi sosial yang dilakukan anak dapat membantu anak dalam mengelola emosinya dan dapat menyelesaikan konflik-konflik sederhana yang terjadi pada kehidupannya. Dengan begitu anak akan belajar memahami serta mengekspresikan perasaan emosi diri sendiri dan orang lain.
4. Meningkatkan rasa percaya diri
Ketika anak merasa diterima dan dihargai oleh teman-teman dan lingkungannya, tentunya kepercayaan diri mereka akan meningkat. Karena dukungan dari teman sebaya dan lingkungannya dapat memberikan motivasi saat menghadapi tantangan.
5. Kesempatan berbagi pengalaman
Adanya interaksi dengan teman sebaya, anak-anak jadi memiliki kesempatan lebih untuk berbagi pengalamannya, ide, dan pemikiran lainnya. Dengan teman sebaya, anak-anak cenderung lebih terbuka dalam mengungkapkan isi hati dan pemikiran mereka. Selain itu, teman sebaya cenderung lebih memahami dan saling berbagi informasi dan perspektif yang sama
b. Dampak negatif
1. Memberikan pengaruh perilaku negatif
Dibalik banyaknya manfaat interaksi sosial teman sebaya pada perkembangan sosial anak, ada juga risiko negatif seperti bullying atau perilaku anti sosial. Anak-anak cenderung mengikuti perilaku teman sebayanya tanpa tahu hal baik atau buruk. Maka dari itu sangat penting pengawasan orang tua untuk anak-anaknya di lingkungan rumah dan pengawasan guru di lingkungan sekolah.
2. Tekanan sosial
Dalam berinteraksi memungkinkan anak merasa memiliki tekanan sosial, biasanya hal ini disebabkan saat penyesuaian diri. Tekanan yang berlebihan pada anak-anak dapat menimbulkan stress atau kecemasan.
3. Adanya konflik dan persaingan
Adanya interaksi dengan teman sebaya juga dapat menimbulkan konflik dan persaingan yang tidak sehat. Konflik dan persaingan ini biasanya ada dikarenakan rasa iri atau persaingan dalam prestasi akademik, non akademik, maupun sosial.
Melihat dampak-dampak yang timbul dari adanya interaksi sosial ini tentunya sangat berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan sosial anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk mengawasi dan mendukung interaksi positif ank-anak agar mereka dapat tumbuh menjadi individu yang positif serta sehat dalam emosional maupun sosial.
Kesimpulan
Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak ada tiga, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan pengaruh teman sebaya. Dalam kehidupan sehari-hari,Anak akan melakukan interaksi sosial yang tentu sangat berdampak bagi pertumbuhan dan perkembangannya, baik dampak positif maupun dampak negatif. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi dalam mengatasi dampak yang timbul dari perkembangan sosial tersebut, seperti metode pendekatan emosi, metode pembelajaran kolaboratif, metode bermain peran serta metode pembinaan diri.
Daftar Pustaka
Artha, D. J. (2016). Pengaruh pemilihan tayangan televisi terhadap perkembangan sosialisasi anak. EduTech: Jurnal Ilmu Pendidikan dan Ilmu Sosial, 2(1).
Suharsono, J. T., Fitriyani, A., & Upoyo, A. S. (2009). Hubungan pola asuh orang tua terhadap kemampuan sosialisasi pada anak prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto Utara. Soedirman Journal of Nursing, 4(3), 112-118.
Anindi,P.(2017). Perkembangan anak pada masa remaja. https://sg.docs.wps.com. PerkembangaRemaja.pdf&sid=sICKanYyPAr6nn7oG&v=v2#1732770359201
Ballerina, R. (2020). Kemampuan interaksi sosial anak usia dini di kelompok bermain among siwi bantul. Pendidikan Guru PAUD S-1, 9(5), 396-404. https://journal.student.uny.ac.id/index.php/pgpaud/article/viewFile/16969/16387
Herdiyana, R., Lestari, R., & Bahrum, M. (2023). PSIKOLOGI PERKEMBANGAN SOSIAL TERHADAP EMOSIONAL PADA ANAK USIA DINI. Banun: Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, 1(1), 23-30. https://journal.albadar.ac.id/index.php/BANUN/article/download/55/38
Guruinovatif. Menumbuhkan Kemandirian dan Kepercayaan Diri: Strategi Terbaik dalam Mengembangkan Sosial Emosional Peserta Didik. 07 juli 2023. https://guruinovatif.id/artikel/menumbuhkan-kemandirian-dan-kepercayaan-diri-strategi-terbaikdalam-mengembangkan-sosial-emosional-peserta-didik
Post a Comment